Gunung yang Menelan Matahari

Pernahkah anda membayangkan bahwa pada suatu hari matahari tidak mau bersinar seperti biasa? Betapa itu sangat mengerikan. Seperti yang pernah kualami. 35 tahun yang lalu, 5 Mei 1982 pagi hari sekitar jam 06:00. Aku bersiap-siap untuk berangkat kerja. Aneh, jam 06:00 begini koq cuaca masih tetap gelap. Aku berangkat naik sepeda motor dari rumahku di Bandung, ke pabrik tekstil tempat kerjaku di Bale Endah sekitar 10km di Selatan kota Bandung.

Jalan masih sepi dan aku merasa gentar karena walaupun waktu terus merambat dari 07.00 ke 07.30, cuaca masih gelap gulita dan malah terlihat beberapa bintang. Apakah yang telah terjadi? Aku tetap mengendarai motorku dengan hati-hati. Akhirnya aku sampai di pabrik. Semua karyawan tampak masih kebingungan, karena sampai sekitar jam 09:00 langit masih gelap gulita. Para pimpinan Pabrik berusaha agar karyawan tetap tenang, dan bekerja dengan penerangan lampu listrik seadanya. Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilakukan karena gelap.

Kiamat-kah? Mengapa matahari tidak juga muncul sesiang ini? Apakah mungkin matahari tidak akan muncul lagi? Apa yang menyebabkannya? Kiamat ? Ya betul, aku dan beberapa orang lain berpikir tentang kiamat. Paling kurang kurasa ada peristiwa astronomi yang dahsyat di langit sana yang menyebabkan sinar matahari terhalang. Tetapi sekitar jam 10:00 matahari mulai terlihat sebesar bola kasti di langit, dengan cahaya yang sangat suram. Seperti tertutup asap.

Setelah agak siang, datanglah berita bahwa telah terjadi letusan gunung Galunggung yang sangat dahsyat, sehingga sinar matahari terhalang oleh semburan abu yang sangat masif. Kami tetap bekerja, walaupun terasa penuh ketidak-pastian dan dengan semangat yang menurun. Sekitar jam 14:00 langit mulai lebih terang, tetapi sampai sore menjelang pulang kerja, langit tetap mendung karena seperti tertutup mega. Sejak itu,selama beberapa hari, langit Bandung tetap gelap dan suram.

Letusan gunung Galunggung yang disertai dentuman, pijaran api dan kilatan petir tanggal 5 Mei 1982 itu sangat hebat. Gunung Galunggung terletak 20km sebelah Barat Daya Tasikmalaya, sedangkan jarak Bandung-Tasikmalaya adalah 111 km. Tetapi berbulan-bulan Bandung tersiram abu gunung Galunggung. Kegiatan letusan berlangsung terus selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983.

Marilah sekarang kita tinggalkan peristiwa masa lalu itu. Setelah melewati waktu tidur malam, saya yakin bahwa tidak seorangpun yang merasa was-was, dan berujar : jangan-jangan matahari tidak terbit besok pagi! Ini mengingatkan saya pada "hilang"nya matahari ketika gunung Galunggung meletus tanggal 5 Mei 1982 !

Tapi sekarang ini, siapapun tampaknya tidak peduli, karena kemunculan matahari setiap hari kan sudah pasti. Matahari, udara dan semua berkat Tuhan yang gratis dan "taken for granted" atau sudah dari sononya, galibnya kita terima tanpa bersyukur lagi kepada Tuhan.

Hari telah berganti. Matahari mengusir kegelapan malam dengan sinarnya yang hangat. Dan baru beberapa jam saja setelah hari berganti, sudah berapa banyak berkat baru dari Tuhan yang kita terima, termasuk sinar matahari, oksigen dari udara, dan kesehatan tubuh kita.

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas setiap berkatNya yang selalu baru setiap hari. Bolehlah kita baca sebuah ayat dari Alkitab :

Ratapan 3:22,23
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

Setiap hari RahmatNya selalu baru! Terima Kasih Tuhan untuk Matahari yang Kau terbitkan setiap hari !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Panon Hideung, asalnya dari Russia ?

Pisang Bolen, Kuliner Khas Bandung di Semarang

Dokter Lie : Berbagi Kasih dengan Rumah Sakit Terapung (Bagian 1)