Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Menanti-nantikan Rumah Sakit Apung

Gambar
Gadis  itu berdiri di tepi pantai. Berkali-kali ia menyeka keringat di lehernya, dan bayangan pohon kelapa yang menaunginya seakan tak mampu memberikannya keteduhan.

Pisang Bolen, Kuliner Khas Bandung di Semarang

Gambar
 Pada beberapa kesempatan, aku dan istriku bersantai di kota kami Semarang. Di pusat-pusat keramaian, kulihat penjaja kue bolen. Aku mencoba membeli 5 buah, untuk dimakan di rumah. Ternyata kue bolen itu crispy dan lezat, mengingatkanku pada kue yang sama di Bandung, kota kelahiranku. Beberapa minggu kemudian, kulihat seorang salesman kue bolen "Tiara" itu membuka dagangannya di pasar Jangli, di dekat rumahku. Aku senang melihatnya, dan langsung tergiur, karena sudah terpincut dengan kelezatannya beberapa minggu yang lalu. Wenda, salesman itu ternyata juga berasal dari Bandung, sehingga pembicaraan kami menjadi lebih akrab."Bos-ku, pemilik Tiara yang mengajakku kerja, juga berasal dari Bandung." katanya, Ia yang mempunya ide membuat kue bolen khas Bandung ini karena keinginan memasarkan kue yang enak, sehat dan renyah ini tanpa harus mengharuskan masyarakat merogoh kocek dalam-dalam. Si bos rupanya juga ingin membuktikan bahwa dengan harga jual yang murah,

Dokter Lie : Berbagi Kasih dengan Rumah Sakit Terapung (Bagian 1)

Gambar
Dr. Lie Dharmawan ketika merayakan ulang tahunnya  yang ke 71- Foto dimuat di Blog ini atas kebaikan/courtesy doctorShare. (www.doctorshare.org) Dokter Lie Dharmawan PhD, lahir di Padang  16 April 1946 dengan nama Lie Tek Bie. Lie kecil lulus dari SD Ying Shi, Padang, kemudian berturut-turut ia menamatkan sekolah lanjutan di SMP Katolik Pius dan SMA Don Bosco, semuanya di kota Padang. Malang tak dapat ditolak. Ayahnya Lie Goan Hoey  meninggal, pada saat Lie Tek Bie baru berumur 10 tahun. Ibunya Pek Leng Kiau (Julita Diana) yang hanya lulus SR (Sekolah Rakyat atau SD) kemudian berjuang keras menghidupi ketujuh anaknya dengan berjualan kue, mencuci baju dan mencuci piring. Pada tahun 1949, tentara kolonialis Belanda melancarkan agresi militer terhadap Republik Indonesia, dan pada masa itu, kakak laki2 Lie meninggal. Meninggalnya bukan karena penyakit berat, tapi karena diare. Mengapa penyakit "enteng" seperti diare menyebabkan ia meninggal? Mengapa keluarga